Persamaan diferensial yang mengandung turunan total (satu variabel bebas) disebut persamaan diferensial biasa (PDB). Sebaliknya, persamaan diferensial yang mengandung turunan parsial dengan dua atau lebih variabel bebas disebut persamaan diferensial parsial (PDP).
Banyak persoalan fisika dan
teknik yang melibatkan persamaan diferensial. Sebagai ilustrasi adalah sebagai
berikut : Dalam bentuk vektor, Hukum II Newton dituliskan sebagai F = ma. Jika percepatan a dinyatakan sebagai dv/dt
dengan v adalah kecepatan, atau d2r/dt2 dengan r adalah vektor pergeseran. Sehingga Hukum
II Newton berbentuk persamaan diferensial.
Ilustrasi persamaan diferensial
yang lain, misalnya pada rangkaian seri RLC. Yaitu rangkaian seri yang terdiri
dari hambatan R, kapasitor C dan induktansi L yang dihubungkan dengan sumber tegangan V. Jika arus yang mengalir melalui rangkaian pada saat t adalah I(t) dan muatan pada kapasitor adalah q(t) maka I=dq/dt. Tegangan
pada ujung-ujung R, C dan L berturut-turut adalah RI,
q/C, dan L(dI/dt). Dengan demikian pada saat t berlaku
dengan mendiferensialkan
persamaan tersebut terhadap t dan
mengingat I=dq/dt, diperoleh
Ini merupakan persamaan
diferensial yang melibatkan turunan orde dua.
Solusi Persamaan Diferensial
Biasa
Solusi persamaan diferensial
dengan variabel bebas x dan variabel
tak bebas y adalah suatu hubungan
antara x dan y, yang bila disubstitusikan kedalam persamaan diferensial yang
dipecahkan memberikan sebuah identitas.
Sebagai ilustrasi untuk solusi
persamaan diferensial biasa adalah pada kasus gerak jatuh bebas. Akan ditentukan
jarak tempuh benda yang mula-mula diam. Diandaikan y adalah jarak tempuh benda saat t, gerakan benda dipengaruhi oleh gravitasi bumi g sehingga
Dengan mengintegralkan persamaan
tersebut dua kali berturut-turut menghasilkan :
Pada persamaan (2) diatas
pengintegralan menghasilkan suatu konstanta C.
Nilai konstanta ini diperoleh dengan memasukkan kondisi awal benda yaitu pada
saat t = 0. Sehingga diperoleh C = v0
maka
Persamaan (3) diintegralkan
sekali lagi menjadi
Terdapat suatu konstanta C pada persamaan (4) diatas. Nilai konstanta
ini diperoleh dengan menentukan posisi awal y0
pda saat t = 0 sehingga persamaan (4)
menjadi
Persamaan (3) dan (5) merupakan
penyelesaian umum dari persamaan (1), kerena penyelesaian umum persamaan
diferensial linier orde dua akan menghasilkan dua tetapan sembarang. Apabila dicari
penyelesaian khusus yaitu v0
= 0 (benda mula-mula diam) dan y0
= 0 (saat t = 0 jarak yang ditempu
benda y = 0), maka diperoleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar